Kasagama.com (SLEMAN) – Lulusan perguruan tinggi tak hanya cukup hanya dengan mendapatkan gelar. Keahlian dan keterampilan plus diperlukan untuk memasuki dunia kerja. Selain karena persaingan semakin tinggi, hal itu juga berfungsi untuk alternatif solusi jika lulusan akan memasuki bidang kehidupan yang kian kompleks.
Demikian benang merah Workshop Writing and Presentation Skills yang digelar Prodi S1 Sejarah Departemen Sejarah FIB UGM, Senin (5/12/2022). Workshop yang digelar di Laboratorium Sejarah dibuka Kaprodi S1 Sejarah Dr Mutiah Amini dengan narasumber Wahjudi Djaja selaku Ketua Umum Keluarga Alumni Sejarah Universitas Gadjah Mada (Kasagama).
Dalam sambutannya, Mutiah menyampaikan pentingnya para mahasiswa membekali diri dengan keterampilan menulis dan presentasi atau berbicara. “Peserta workshop terdiri dari para mahasiswa angkatan 2019 yang telah selesai magang dan mayoritas telah mengerjakan skripsi. Harapan kami dengan mengikuti workshop ini mereka menjadi lebih percaya diri,” tandasnya.
Sementara itu, dalam paparannya Wahjudi Djaja menguraikan pengalaman pribadi dan perjalanan hidupnya. “Ada empat keterampilan dasar yang dimiliki manusia yang berbasis budaya lisan yakni menyimak dan berbicara, serta budaya tulis yakni membaca dan menulis. Jangan harap bisa berbicara dengan baik jika tak mau menyimak. Karya tulis kita pun tak akan berbobot selagi kita tak memiliki daya baca yang tinggi,” ujarnya.
Lebih jauh dipaparkan, Ilmu Sejarah telah membekali dengan beragam kompetensi yang bisa dijadikan bekal hidup.
“Bekal itu akan lebih berdaya jelajah jika kita lengkapi dengan shoft skill seperti keterampilan menulis dan kemampuan presentasi atau berbicara di depan khalayak secara lebih berbobot,” tandasnya.
Dalam penutupan workshop Kepala Departeman Sejarah FIB UGM Dr Abdul Wahid MPhil menyampaikan perlunya para peserta workshop menindaklanjuti dengan beragam karya dan kegiatan yang relevan.
“Jadikan kesempatan yang baik ini untuk mengasah kompetensi dengan membuat karya seperti tulisan dalam beragam tema. Itu akan menjadi tolok ukur kesiapan Anda semua dalam memasuki dunia kerja,” pungkasnya.
Peserta workshop mengikuti pembelajaran dengan antusias. Mereka mengajukan berbagai pertanyaan untuk memperdalam fokus tema yang mereka pilih. Banyak juga yang mengajukan permasalahan terkait upaya dan strategi pemberdayaan potensi di masing-masing daerah asal. (Iud)